Kamis, 01 April 2010

Cinta R & N

Cinta R&N


Di sebuah kota Jakarta yang amat padat penduduknya ini tinggallah seorang gadis remaja yang bernama Neisya. Neisya adalah anak tunggal hasil buah cinta dari pasangan Alex (ayah) dan Ney (ibu). Ayah Neisya seorang pensiunan tentara militer yang hidupnya penuh dengan atura-aturan, sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga yang mengurusi keluarganya tersebut. Mereka tinggal di sebuah rumah yang sangat mewah, elite dan jauh dari kebisingan kota. Selain terdiri dari anggota keluarga, rumah tersebut juga dihuni oleh seorang asisten ayah Neisya yang masih berprofesi sebagi militer pula. Ia bernama Rasya. Rasya sangat tunduk terhadap ayah Neisya, apapun yang diperintahkan oleh ayahnya pasti selalu di patuhinya. Berbeda dengan Neisya, ia tidak pernah mendengarkan atau pun menuruti segala perkataan ayahnya, kecuali satu pesan dari ayahnya,yaitu tidak boleh pacaran sebelum Neisya lulus sekolah.Neisya saat ini duduk di bangku SMA swasta kelas 2. Di sekolahya ia sangat periang, memiliki banyak teman baik teman cowo ataupun perempuan. Neisya selalu di antar jemput oleh Asisten Pribadi ayahnya. Pernah suatu hari, Neisya melakukan kebohonan terhadap Rasya. Kebohongan tersebut adalah Neisya pergi ke sebuah mol tanpa sepengetahuan Rasya dan Ayahnya. Jadi, pada saat itu sekolah dipulangkan cepat dikarenakan ada rapat antar sekolah. Dengan adanya itu, Neisya mencuri kesempatan untuk pergi jalan-jalan bersama teman-temannya. Tanpa disadari, ia pergi melebihi jam pulang sekolah dan pada saat Rasya telah tiba di sekolahnya dan bertanya pada satpam yang berdiri di depan gerbang, satpam tersebut memberi tahu bahwa semua anak sekolah dipulangkan 2 jam yang lalu. Rasya terkejut mendengar informasi dari satpam itu, dan akhirnya ia kembali kerumah untuk memberi tahu anak dari komandannya tidak ada di sekolah. Di tengah perjalanan, tepat di depan mol terlihat Neisya bersama teman-temannya menuju gerbang mol untuk pulang. Tanpa fikir panjang, Rasya langsung menghampiri anak komandannya tersebut dan menarik tangan Neisya untuk masuk ke dalam mobil. Dalam perjalanan, Neisya dan Rasya hanya berbisu karena Neisya merasa membohongi dan Rasya merasa di bohongi serta takut pada ayah Neisya nanti.
Tibalah di sebuah rumah mewah tersebut, terlihat seorang berdiri sang ayah dengan wajah muram. Turunlah sang anak dan Asisten dengan wajah takut. Akhirnya, Asisten Rasya mejelaskan kepada ayah Neisya. Dan akhirnya ayah Neisya memberi suatu pernyataan yang amat sangat Neisya benci, yaitu untuk menjadikan Rasya sebagai bodyguard Neisya. Jadi, untuk pergi kemana-mana neisya harus diikuti oleh Rasya. Untuk belajar di sekolah saja, Rasya harus menunggu di depan pintu kelas. Hampir berjalan 1 tahun, Neisya di dampingi oleh Rasya hingga pada suatu hari, di sekolahnya diadakan acara tour ke Jogja. Ayah Neisya meminta ijin kepada Kepala Sekolah untuk membolehkan Rasya mengikuti acara tersebut dan meminta ijin untuk diperbolehkannya Neisya menaiki mobil pribadi tanpa harus ikut rombongan. Akhirnya, Rasya dan Neisya berada dalam satu mobil pribadinya dan mengikuti di belakang bis rombongannya. Setelah 8jam dilampaui, tiba – tiba mobil yang dinaiki Rasya dan Neisya mengalami kerusakan alias mogok dan rombongan tersebut tidak mengetahui. Akhirnya mobil mereka ditaruh di sebuah bengkel yang tidak jauh dari tempat kejadian. Neisya memasang wajah muramnya, dan Rasya pun khawatir terhadap keselamatan Neisya. Tanpa disadari, ternyata di sekitar itu terdapat sebuah rumah peristirahatan yang lumayan untuk berteduh selama satu malam.Berhubung waktu itu telah sore dan cuaca sedikit mendung, akhirnya mereka menyewa rumah tersebut. Sebelum itu, Rasya menawarkan Neisya untuk makan di resto yang ternyata resto tersebut adalah resto favoritnya Neisya. Dengan wajah tersenyum, Rasya mengajak masuk dan Neisya pun mau. Di sela-sela mereka memesan, Rasya berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Neisya. Karena, Rasya tidak mau anak komandannya itu merasa kesepian. Di situ, Rasya bertingkah pola supaya Neisya bisa tertawa kembali. Dan Rasya berhasil melakukan hal itu. Mereka pun tidak seperti seorang Gadis dan Pengawal bahkan seperti sepasang kekasih. Tidak dipungkiri lagi Rasya menilai Neisya memang gadis cantik dan Neisya pun mengakui kalau Rasya cukup ganteng meskipun mereka tidak mengungkapkan itu. Tanpa disadari tibalah pesanan mereka, dan mereka langsung menyantap lahap makanan itu. Setelah selesai makan, mereka menuju ke rumah peristirahatan.
Hari semakin gelap, Rasyapun menyediakan kamar untuk Neisya beristirahat. Disela-sela itu, Neisya mengucap terima kasih pada Rasya karena kalau tidak ada Rasya siapa lagi yang akan melindungi Neisya. Mendengar ucapan itu, Rasya terkejut karena jarang sekali seorang gadis seperti Neisya itu mengucapkan terima kasih kepada Rasya dan Rasya pun menerima ucapan itu. Hari semakin malam, Neisya pun beranjak ke tempat tidurnya dan Rasya pun tidur di sofa yang sudah disediakan sebelumnya. Waktu semakin larut, hampir 3 jam Rasya tidak bisa tidur , tepat tengah malam, Rasya bangun dan pergi dari sofanya. Ia mendekati Neisya yang sedang terlelap. Dengan memandangi wajah cantik Neisya ia mengucapkan apa yang dirasakan hatinya. Ternyata Rasya menyimpan rasa sayang terhadap Neisya. Saat ia mengungkapkan itu, tba-tiba neisya membalas ucapan tersebut. Ternyata, Neisya juga tidak bisa tidur malam. Akhirnya, Neisya terbangun dari tidurnya lalu turun dari tempat tidurnya. Neisya mengajak bodyguardnya keluar rumah untuk melihat bintang, namun diluar sana sedang turun hujan. Rasya dan Neisya pun hanya duduk di balkon belakang dan mengatakan yang mereka rasakan sesungguhnya. Pada saat itu juga, Rasya menembak Neisya dengan cara yang romantis disertai suara musik keroncong yang ternyata samping penginapan tersebut adalah rumah warga yang sedang mendengarkan lagu khas Jogja. Kemudian Neisya pun memberi jawaban yang menjadikan Rasya bahagia. Pada saat itu pula mereka resmi pacaran.
Pagi hari telah tiba, mereka pun bergegas untuk pulang ke rumah, karena mobil Neisya telah selesai diperbaiki dan sudah dapat digunakan. Tepat pukul 7.00 pagi, mereka berangkat dari Jogja menuju Jakarta. Sepanjang jalan, mereka selalu memasang wajah bahagia dan mereka bersepakat untuk tidak memberitahukan pada ayah, tanpa terasa mereka pun tiba di rumah Neisya. Rasya bercerita kalau tertinggal dari rombonga dikarenakan terjadi sesuatu pada mobilnya, meskipun ia bercerita yang sesungguhnya tetapi ia tidak menceritakan tentang hubungannya dengan Neisya. Ayah Neisya memaklumi setelah mendengarkan penjelasan dari Rasya dan beliau menyuruh mereka beristirahat.
Setelah beberapa minggu, ayah dan ibu Neisya melihat ada kejangglan dari sikap Neisya kepada Rasya, tidak seperti biasanya Neisya bersikap baik pada Rasya. Hingga akhirya, ibu Neisya berbicara secara empat mata kepada Neisya, apa yang sedang terjadi antara Neisya dengan Rasya. Tanpa banyak kata, Neisya pun memberitahu bahwa mereka berdua telah menjadi pasangan. Mendengar hal itu, ibu Neisya tidak percaya dan tidak mengijinkan, tapi dengan penjelasan yang diberikan oleh Neisya akhirnya ibunya pun mengerti akan perasaan buah hatinya. Neisya memohon pada ibunya untuk menyembunyikan hal ini pada ayah,karena Neisya takut akan terjadi sesuatu pada diri ayahnya.
Hubungan mereka telah berjalan selama 1 bulan, hingga suatu hari ayahnya memergoki Neisya sedang bermain di kolam renang rumahnya. Pada saat itu pula ayah Neisya menghampirinya dan berkata “apa yang sedang kalian lakukan?! Ada hubungan apa antara kalian berdua??”. Mendengar teriakan ayah, ibu Neisya langsung menuju kolam renang. Melihat sang ayah marah seperti itu, Neisya berusaha menenangkan karena takut penyakit jantung ayahnya kambuh. Saat itu,Rasya mencoba untuk menjelaskan semuanya, tetapi sang komandan atau sang ayah sudah kesal dan merasa di khianati oleh Rasya. Rasya pun memaksa membawa ayahnya Neisya ke kamar tidurnya untuk mencoba menenangkan. Satu minggu sudah antara Neisya, Rasya dan Ayah tidak berkomunikasi, hingga akhirnya sang ibu mencoba memberi penjelasan pada ayah, bahwa mereka sudah saling sayang dan mereka memang berpacaran. Mendengar hal itu sang ayah tidak percaya, beliau tidak habis fakir mengapa bisa terjadi hal seperti itu. Ibu Neisya yang memiliki sifat sabar selalu berusaha memberikan pengertian pada sang ayah dan akhirnya usaha tersebut membuahkan hasil. Kini sang ayah menerima penjelasan itu dan menyetujui adanya hubungan mereka. Neisya dan Rasya pun senang mendengar hal itu dan akhirnya mereka pun melangkah ke jenjang yang lebih serius. Hingga akhirnya sang ayah menyuruh Rasya untuk melamar anak gadis semata wayangnya itu.

Rabu, 11 November 2009

Contoh Program Interface, Class Abstract, dan Inner Class

a) PROGRAM INTERFACE

interface AlatMusik {
void mainkan();
void setelNada();
String ambilNama();
}
class AlatMusikPetik implements AlatMusik{
protected String nama;
public void mainkan() {
System.out.println(ambilNama() + "dimainkan dengan cara petik");
}
public void setelNada() {
System.out.println("setel nada pada " + ambilNama());
}
public String ambilNama() {
return nama;
}
}
class AlatMusikTiup implements AlatMusik{
protected String nama;
public void mainkan() {
System.out.println(ambilNama() + "dimainkan dengan cara tiup");
}
public void setelNada() {
System.out.println("setel nada pada " + ambilNama());
}
public String ambilNama() {
return nama;
}
}
class AlatMusikPukul implements AlatMusik{
protected String nama;
public void mainkan() {
System.out.println(ambilNama() + "dimainkan dengan cara pukul");
}
public void setelNada() {
System.out.println("setel nada pada " + ambilNama());
}
public String ambilNama() {
return nama;
}
}
class Gitar extends AlatMusikPetik {
Gitar(String nama){
this.nama = nama;
}
}
class Bass extends AlatMusikPetik {
Bass(String nama){
this.nama = nama;
}
}
class DemoInterface {
public static void main(String[] args) {
AlatMusikPetik gitar, bass;
gitar = new Gitar("Gitar");
bass = new Bass("Bass");
gitar.mainkan();
gitar.setelNada();
System.out.println();
bass.mainkan();bass.setelNada();
}
}

Output:
Gitar dimainkan dengan cara petik
Setel nada pada Gitar

Bass dimainkan dengan cara petik
Setel nada pada Bass

b) PROGRAM CLASS ABSTRAK

abstract class A {
abstract public void method2();
public void method1() {
System.out.println(“method konkrit dari class A”);
}
}
Class B extends A{
Public void method2() {
System.out.println(“method abstrak yang sudah menjadi konkrit dalam class B”);
}
}
Class Latjava{
Public static void main(String[] args) {
B ob= new B() ;
Ob.method1();
Ob.method2();
}
}
Output :
Method konkrit dari class A
Method abstrak yang sudah menjadi konkrit dalam class B

C. INNER CLASS

class Luar {
private int a;
public void set A(int nilai){
a = nilai;
}
public int getA() {
return a;
}
class Dalam {
private int x = 10
public void ShowData() {
System.out.println(“Nilai a dari kelas Luar :” + a);
System.out.println(“Nilai x dari kelas Dalam :” + x);
}
}
public void showData() {
Dalam obj = new Dalam() ;
obj.showData() ;
}
}
class DemoInnerClass{
Public static void main(String[] args){
Luar obj1 = new Luar();
obj1.setA(5) ;
obj1.showData() ;
}
}


Output:

Nilai a dari kelas Luar : 5
Nilai x dari kelas Dalam : 10

Kamis, 22 Oktober 2009

Peranan Bahasa Indonesia Dalam Konsep Ilmiah

BAHASA INDONESIA DALAM KONSEP ILMIAH

Nama : Arini Larasati
NPM : 10107255
Kelas: 3KA12

Karangan ilmiah menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985: 8-9) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karangan ilmiah atau akademik menuntut kecermatan dalam penalaran dan bahasa.. Dalam hal bahasa, karya tulis semacam itu harus memenuhi ragam bahasa standar (formal) atau terpelajar dan bukan bahasa informal atau pergaulan. Ragam bahasa terbagi atas dasar Media, Penutur, dan Pokok persoalan. Atas dasar media, ragam bahasa terdiri atas ragam bahasa lisan dan tulis. Atas dasar penuturnya terdiri atas dialek, terpelajar, resmi, dan tidak resmi. Dari segi pokok persoalan, ragam bahasa terdiri atas ilmu, hukun, niaga, jurnalistik, dan sastra.
Ragam bahasa karya tulis ilmiah hendaknya mengikuti ragam bahasa yang penuturnya adalah terpelajar dalam bidang ilmu tertentu dan setidaknya tidak mengandung bahasa yang sifatnya kontekstual seperti ragam ragam bahasa jurnalistik. Tujuannya adalah agar karya tersebut dapat tetap dipahami oleh pembaca yang tidak berada dalam konteks saat karya tersebut diterbitkan.
Ciri – cirri bahasa keilmuan yang digunakan dalam konsep ilmiah adalah kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengertian yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteristik ini, suatu gagasan dapat terungkap dengan cermat tanpa kesalahan makna bagi penerimanya.
Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam karya tulis ilmiah berupa penelitian yaitu,Bermakna isinya, jelas uraiannya, berkesatuan yang bulat, singkat dan padat, memenuhi kaidah kebahasaan, memenuhi kaidah penulisan dan format karya ilmiah, dan komunikatif secara ilmiah

Jenis-jenis karya ilmiah dapat dibedakan atas berikut.

a.Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan permasalahan dan pembahasannya berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif.

b.Kertas kerja
Kertas kerja adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif. Makalah sering ditulis untuk disajikan dalam kegiatan penelitian dan tidak untuk didiskusikan, sedangkan kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam seminar atau lokakarya

c. Laporan Praktik Kerja
Laporan praktik kerja adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di lapangan atau instansi perusahaan tempat kita bekerja. Jenis karya ilmiah ini merupakan karya ilmiah untuk jenjang diploma III (DIII)

d. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana langsung (observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi kepustakaan)

e. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister.

f. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor.
Perbedaan antara makalah, kertas kerja dengan skripsi, tesis, dan disertasi dapat dilihat dari hal-hal berikut:
(1) kegunaannya,
(2) tebal halaman,
(3) waktu pengerjaan, dan
(4) gelar akademik.

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
5. Memperoleh kepuasan intelektual;
6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.

Tujuh sikap ilmiah bagi penulis adalah sebagai berikut:
a. sikap ingin tahu bertanya mengapa, apa, dan bagaimana;
b. sikap kritis mencari informasi sebanyak mungkin;
c. sikap terbuka menerima pendapat orang lain;
d. sikap objektif menyatakan apa adanya;
e. sikap menghargai orang lain mengutip karangan orang lain dengan mencantumkan
nama pengarang;
f. sikap berani mempertahankan hasil penelitian;
g. sikap futuristic mengembangkan ilmu pengetahuan lebih jauh.

1. Mengacu kepada teori
Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai
landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah.
Fungsi teori :
a. Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
b. Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )
c. Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan
suatu gejala
d. Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.

2. Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya
dan konkret.
3. Logis
Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri,
diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
4. Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah
subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh
kepentingan baik pribadi maupun golongan.
5. Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan
secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang
berlaku, terurut, dan tertib.
6. Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut
aturan ilmiah yang berlaku.
7. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya,
gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan
keraguan-raguan dalam benak pembaca.
8. Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat,
teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun
kecilnya.
9. Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya
karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
10. Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg
dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional)
Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga
tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.

PERSYARATAN MENULIS ILMIAH
1. Menguasi teori ;
2. Memiliki pengalaman
3. Bersifat terbuka
4. Bersifat objektif
5. Memiliki kemampuan berbahasa

sumber : www.wikipedia.com

Rabu, 21 Oktober 2009

Tugas Inheritance dan Hiding Encapsulation

// -------------------- //
// Super class Binatang //
// -------------------- //
class Binatang
{
private String Contoh = "";
private String Ciri = "";
private String Jns_makanan = "";

public Binatang(String co, String ci, String j_mak)
{
Contoh = co;
Ciri = ci;
Jns_makanan = j_mak;
}

public void setContoh(String co)
{
this.Contoh = co;
}

public void setCiri(String ci)
{
this.Ciri = ci;
}

public void setJns_makanan(String j_mak)
{
this.jns_makanan = j_mak;
}

Public String getContoh()
{
return Contoh;
}

public String getCiri()
{
return Ciri;
}

public String jns_makanan()
{
return jns_makanan;
}

public String displayinfo()
{ return "Contoh : " + Contoh + ", Ciri : " + Ciri +
", jenis makanan : " + jns_makanan;
}
}

// ----------------------- //
// Kelas Herbivora //
// ----------------------- //

class Herbivora extends Binatang
{
private String Habitat = "";

public Herbivora(String co, String ci, String jns_makanan,String hab)
{
super(co, ci, jns_makanan);
Habitat = hab;
}

public void setHabitat(String hab)
{
this.Habitat = hab;
}

public String getHabitat()
{
return Habitat;
}

public String displayInfo()
{
return super.displayInfo() + ",Habitat : " + hab + ";
}
}

// ------------------------ //
// Kelas Carnivora //
// ------------------------ //

class Carnivora extends Binatang
{
private string alat = "";

public Carnivora(String co, String ci, String jns_makanan,String al)
{
super(co, ci, jns_makanan);
alat = al;
}

public void setAlat(String al)
{
this.alat = al;
}

public String getAlat()
{
return alat;
}

public String displayInfo()
{
return super.displayInfo() + ", alat merobek mangsa : " " + alat;
}
}

Public class Makhluk_hidup
{
public static void main(String[] args)
{
Herbivora her = new Herbivora("Kambing", "memamahbiak", "Tumbuhan", "Di Darat");
Carnivora car = new Carnivora("harimau", "Binatang buas", "Daging","Gigi Taring");

System.out.println(her.displayInfo());
System.out.println(car.displayInfo());
}
}

OUTPUT
Contoh : Kambing, Ciri : memamahbiak, jenis makanan : tumbuhan, Habitat : Di darat



public class segitiga{
private double alas;
private double tinggi;
public segitiga(){
alas = 0;
tinggi = 0;
}
private double luas(double a,double t) {
return 0.5*a*t;
}
public void setAlas(double alas) {
this.alas = alas;
}
public void setTinggi(double tinggi) {
this.tinggi = tinggi;
}
public double getLuas(){
return luas(alas,tinggi);
}
}
public class MainSegitiga{
public static void main (String[] args) {
Segitiga.st = new Segitiga();
st.setSegitiga(20);
st.setTinggi(30);
System.out.println("Alas : " + st.getAlas());
System.out.println("Tinggi : " + st.getTinggi());
System.out.println("Luas Segitiga : " + st.getLuas());
}
}

Output
Alas : 20
Tinggi : 30
Luas segitiga : 300

Minggu, 18 Oktober 2009

Pengembangan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia adalah bahasa kerja. Dari sudut pandang linguistika, bahasa Indonesia adalah suatu varian bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19, namun mengalami perkembangan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan di awal abad ke-20. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Penelusuran perkembangan bahasa Indonesia bisa dimulai dari pengamatan beberapa inskripsi (batu bertulis) atau prasasti yang merupakan bukti sejarah keberadaan bahasa Melayu di kepulauan Nusantara. Prasasti-prasasti itu mengungkapkan sesuatu yang menggunakan bahasa Melayu, atau setidak-tidaknya nenek moyang bahasa Melayu. Prasasti-prasasti itu memuat tulisan Melayu Kuno yang bahasanya merupakan campuran antara bahasa Melayu Kuno dan bahasa Sanskerta.

Peristiwa – peristiwa yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia

· Tahun 1896 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van Ophuijsen yang

dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.

· Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku

bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

· Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam

pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang

berpidato menggunakan bahasa Indonesia.

· Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar

bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.

· Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya

sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.

Penyempurnaan Ejaan :

· Ejaan Van Ophuijsen

Ejaan Van Ophuijsen adalah jenis ejaan yang pernah digunakan untuk bahasa Indonesia.Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan Belanda, Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:

ü Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.

ü Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.

ü Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.

ü Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.

Ejaan Republik

Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:

  1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
  2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
  3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
  4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)

Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.

Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.

Perubahan:

Indonesia (pra-1972)

Malaysia (pra-1972)

Sejak 1972



tj

ch

c


dj

j

j


ch

kh

kh


nj

ny

ny


sj

sh

sy


j

y

y


oe*

u

u


Catatan: Tahun 1974 “oe” sudah digantikan dengan “u”

Kedudukan resmi

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti yang tercantum dalam:

  1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, ”Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
  2. Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa ”Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.

Dari Kedua hal tersebut, maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai:

  1. Bahasa kebangsaan, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.
  2. Bahasa negara (bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)

Sumber : www.wikipedia.com

Kamis, 24 September 2009

BEBERAPA CONTOH PROGRAM JAVA BESERTA OUTPUTNYA

a. Class

class Kotak {
double panjang ;
double lebar ;
double tinggi ;
}

class Demokotak1 {
public static void main (String[] args) {

double volume ;
kotak k = new kotak () ;

k.panjang = 4 ;
k.lebar = 3 ;
k.tinggi = 2 ;

volume = k.panjang * k.tinggi * k.lebar ;

System.out.println("volume kotak = "+volume) ;
}
}


OUTPUT :

volume kotak = 24.0

b.
Method

class Kotak {
double panjang ;
double lebar ;
double tinggi ;
void cetakVolume() {
System.out.println("Volume kotak = " + (panjang * lebar * tinggi)) ;
}
}
class DemoMethod1 {
public static void main(String [] args) {
kotak k1, k2, k3 ;
k1 = new Kotak () ;
k2 = new Kotak () ;
k3 = new Kotak () ;

k1.panjang = 4 ;
k1.lebar = 3 ;
k1.tinggi = 2 ;

k2.panjang = 6 ;
k2.lebar = 5 ;
k2.tinggi = 4 ;

k3.panjang = 8 ;
k3.lebar = 7 ;
k3.tinggi = 6 ;

k1.cetakVolume () ;
k2.cetakVolume () ;
k3.cetakVolume () ;
}
}


OUTPUT :

Volume kotak = 24.0
Volume kotak = 120.0
Volume kotak = 336.0


c. Keyword Return

class Return {
public static void main(String [] args) {
int banyak = 0 ;
tulis (banyak) ;
}
private static void tulis (int n) {
if (n < 1) {
system.out.println("Nilai i tidak boleh lebih kecil " + "dari 1") ;
return ;
}
for (int i = 0; i < n; i++) {
System.out.println("Baris ke-" + i) ;
}
}
}

OUTPUT:
Nilai i tidak boleh lebih kecil dari 1

d. Keyword Continue


class DemoContinue {

public static void main (String[] args) {
for (int i = 0; i<10; i++) {
System.out.println(i + " " );
if (i % 2 == 0) {
continue ;
}
System.out.println() ;
}
}
}

OUTPUT :
0 1
2 3
4 5
6 7
8 9


e. keyword BREAK

class DemoBreak1 {
public static void main (String[] ergs) {
for (int i=0; i<10; i++) {
if (i == 5) {
break ;
}
System.out.println("baris ke-" + i) ;
}
System.out.println("Statement setelah blok pengulangan") ;
}
}

OUTPUT:

baris ke-0
baris ke-1
baris ke-2
baris ke-3
baris ke-4
Statement setelah blok pengulangan