Rabu, 11 November 2009

Contoh Program Interface, Class Abstract, dan Inner Class

a) PROGRAM INTERFACE

interface AlatMusik {
void mainkan();
void setelNada();
String ambilNama();
}
class AlatMusikPetik implements AlatMusik{
protected String nama;
public void mainkan() {
System.out.println(ambilNama() + "dimainkan dengan cara petik");
}
public void setelNada() {
System.out.println("setel nada pada " + ambilNama());
}
public String ambilNama() {
return nama;
}
}
class AlatMusikTiup implements AlatMusik{
protected String nama;
public void mainkan() {
System.out.println(ambilNama() + "dimainkan dengan cara tiup");
}
public void setelNada() {
System.out.println("setel nada pada " + ambilNama());
}
public String ambilNama() {
return nama;
}
}
class AlatMusikPukul implements AlatMusik{
protected String nama;
public void mainkan() {
System.out.println(ambilNama() + "dimainkan dengan cara pukul");
}
public void setelNada() {
System.out.println("setel nada pada " + ambilNama());
}
public String ambilNama() {
return nama;
}
}
class Gitar extends AlatMusikPetik {
Gitar(String nama){
this.nama = nama;
}
}
class Bass extends AlatMusikPetik {
Bass(String nama){
this.nama = nama;
}
}
class DemoInterface {
public static void main(String[] args) {
AlatMusikPetik gitar, bass;
gitar = new Gitar("Gitar");
bass = new Bass("Bass");
gitar.mainkan();
gitar.setelNada();
System.out.println();
bass.mainkan();bass.setelNada();
}
}

Output:
Gitar dimainkan dengan cara petik
Setel nada pada Gitar

Bass dimainkan dengan cara petik
Setel nada pada Bass

b) PROGRAM CLASS ABSTRAK

abstract class A {
abstract public void method2();
public void method1() {
System.out.println(“method konkrit dari class A”);
}
}
Class B extends A{
Public void method2() {
System.out.println(“method abstrak yang sudah menjadi konkrit dalam class B”);
}
}
Class Latjava{
Public static void main(String[] args) {
B ob= new B() ;
Ob.method1();
Ob.method2();
}
}
Output :
Method konkrit dari class A
Method abstrak yang sudah menjadi konkrit dalam class B

C. INNER CLASS

class Luar {
private int a;
public void set A(int nilai){
a = nilai;
}
public int getA() {
return a;
}
class Dalam {
private int x = 10
public void ShowData() {
System.out.println(“Nilai a dari kelas Luar :” + a);
System.out.println(“Nilai x dari kelas Dalam :” + x);
}
}
public void showData() {
Dalam obj = new Dalam() ;
obj.showData() ;
}
}
class DemoInnerClass{
Public static void main(String[] args){
Luar obj1 = new Luar();
obj1.setA(5) ;
obj1.showData() ;
}
}


Output:

Nilai a dari kelas Luar : 5
Nilai x dari kelas Dalam : 10

Kamis, 22 Oktober 2009

Peranan Bahasa Indonesia Dalam Konsep Ilmiah

BAHASA INDONESIA DALAM KONSEP ILMIAH

Nama : Arini Larasati
NPM : 10107255
Kelas: 3KA12

Karangan ilmiah menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985: 8-9) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karangan ilmiah atau akademik menuntut kecermatan dalam penalaran dan bahasa.. Dalam hal bahasa, karya tulis semacam itu harus memenuhi ragam bahasa standar (formal) atau terpelajar dan bukan bahasa informal atau pergaulan. Ragam bahasa terbagi atas dasar Media, Penutur, dan Pokok persoalan. Atas dasar media, ragam bahasa terdiri atas ragam bahasa lisan dan tulis. Atas dasar penuturnya terdiri atas dialek, terpelajar, resmi, dan tidak resmi. Dari segi pokok persoalan, ragam bahasa terdiri atas ilmu, hukun, niaga, jurnalistik, dan sastra.
Ragam bahasa karya tulis ilmiah hendaknya mengikuti ragam bahasa yang penuturnya adalah terpelajar dalam bidang ilmu tertentu dan setidaknya tidak mengandung bahasa yang sifatnya kontekstual seperti ragam ragam bahasa jurnalistik. Tujuannya adalah agar karya tersebut dapat tetap dipahami oleh pembaca yang tidak berada dalam konteks saat karya tersebut diterbitkan.
Ciri – cirri bahasa keilmuan yang digunakan dalam konsep ilmiah adalah kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengertian yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteristik ini, suatu gagasan dapat terungkap dengan cermat tanpa kesalahan makna bagi penerimanya.
Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam karya tulis ilmiah berupa penelitian yaitu,Bermakna isinya, jelas uraiannya, berkesatuan yang bulat, singkat dan padat, memenuhi kaidah kebahasaan, memenuhi kaidah penulisan dan format karya ilmiah, dan komunikatif secara ilmiah

Jenis-jenis karya ilmiah dapat dibedakan atas berikut.

a.Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan permasalahan dan pembahasannya berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif.

b.Kertas kerja
Kertas kerja adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif. Makalah sering ditulis untuk disajikan dalam kegiatan penelitian dan tidak untuk didiskusikan, sedangkan kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam seminar atau lokakarya

c. Laporan Praktik Kerja
Laporan praktik kerja adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di lapangan atau instansi perusahaan tempat kita bekerja. Jenis karya ilmiah ini merupakan karya ilmiah untuk jenjang diploma III (DIII)

d. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana langsung (observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi kepustakaan)

e. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister.

f. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor.
Perbedaan antara makalah, kertas kerja dengan skripsi, tesis, dan disertasi dapat dilihat dari hal-hal berikut:
(1) kegunaannya,
(2) tebal halaman,
(3) waktu pengerjaan, dan
(4) gelar akademik.

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
5. Memperoleh kepuasan intelektual;
6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.

Tujuh sikap ilmiah bagi penulis adalah sebagai berikut:
a. sikap ingin tahu bertanya mengapa, apa, dan bagaimana;
b. sikap kritis mencari informasi sebanyak mungkin;
c. sikap terbuka menerima pendapat orang lain;
d. sikap objektif menyatakan apa adanya;
e. sikap menghargai orang lain mengutip karangan orang lain dengan mencantumkan
nama pengarang;
f. sikap berani mempertahankan hasil penelitian;
g. sikap futuristic mengembangkan ilmu pengetahuan lebih jauh.

1. Mengacu kepada teori
Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai
landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah.
Fungsi teori :
a. Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
b. Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )
c. Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan
suatu gejala
d. Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.

2. Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya
dan konkret.
3. Logis
Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri,
diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
4. Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah
subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh
kepentingan baik pribadi maupun golongan.
5. Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan
secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang
berlaku, terurut, dan tertib.
6. Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut
aturan ilmiah yang berlaku.
7. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya,
gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan
keraguan-raguan dalam benak pembaca.
8. Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat,
teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun
kecilnya.
9. Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya
karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
10. Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg
dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional)
Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga
tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.

PERSYARATAN MENULIS ILMIAH
1. Menguasi teori ;
2. Memiliki pengalaman
3. Bersifat terbuka
4. Bersifat objektif
5. Memiliki kemampuan berbahasa

sumber : www.wikipedia.com

Rabu, 21 Oktober 2009

Tugas Inheritance dan Hiding Encapsulation

// -------------------- //
// Super class Binatang //
// -------------------- //
class Binatang
{
private String Contoh = "";
private String Ciri = "";
private String Jns_makanan = "";

public Binatang(String co, String ci, String j_mak)
{
Contoh = co;
Ciri = ci;
Jns_makanan = j_mak;
}

public void setContoh(String co)
{
this.Contoh = co;
}

public void setCiri(String ci)
{
this.Ciri = ci;
}

public void setJns_makanan(String j_mak)
{
this.jns_makanan = j_mak;
}

Public String getContoh()
{
return Contoh;
}

public String getCiri()
{
return Ciri;
}

public String jns_makanan()
{
return jns_makanan;
}

public String displayinfo()
{ return "Contoh : " + Contoh + ", Ciri : " + Ciri +
", jenis makanan : " + jns_makanan;
}
}

// ----------------------- //
// Kelas Herbivora //
// ----------------------- //

class Herbivora extends Binatang
{
private String Habitat = "";

public Herbivora(String co, String ci, String jns_makanan,String hab)
{
super(co, ci, jns_makanan);
Habitat = hab;
}

public void setHabitat(String hab)
{
this.Habitat = hab;
}

public String getHabitat()
{
return Habitat;
}

public String displayInfo()
{
return super.displayInfo() + ",Habitat : " + hab + ";
}
}

// ------------------------ //
// Kelas Carnivora //
// ------------------------ //

class Carnivora extends Binatang
{
private string alat = "";

public Carnivora(String co, String ci, String jns_makanan,String al)
{
super(co, ci, jns_makanan);
alat = al;
}

public void setAlat(String al)
{
this.alat = al;
}

public String getAlat()
{
return alat;
}

public String displayInfo()
{
return super.displayInfo() + ", alat merobek mangsa : " " + alat;
}
}

Public class Makhluk_hidup
{
public static void main(String[] args)
{
Herbivora her = new Herbivora("Kambing", "memamahbiak", "Tumbuhan", "Di Darat");
Carnivora car = new Carnivora("harimau", "Binatang buas", "Daging","Gigi Taring");

System.out.println(her.displayInfo());
System.out.println(car.displayInfo());
}
}

OUTPUT
Contoh : Kambing, Ciri : memamahbiak, jenis makanan : tumbuhan, Habitat : Di darat



public class segitiga{
private double alas;
private double tinggi;
public segitiga(){
alas = 0;
tinggi = 0;
}
private double luas(double a,double t) {
return 0.5*a*t;
}
public void setAlas(double alas) {
this.alas = alas;
}
public void setTinggi(double tinggi) {
this.tinggi = tinggi;
}
public double getLuas(){
return luas(alas,tinggi);
}
}
public class MainSegitiga{
public static void main (String[] args) {
Segitiga.st = new Segitiga();
st.setSegitiga(20);
st.setTinggi(30);
System.out.println("Alas : " + st.getAlas());
System.out.println("Tinggi : " + st.getTinggi());
System.out.println("Luas Segitiga : " + st.getLuas());
}
}

Output
Alas : 20
Tinggi : 30
Luas segitiga : 300

Minggu, 18 Oktober 2009

Pengembangan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia adalah bahasa kerja. Dari sudut pandang linguistika, bahasa Indonesia adalah suatu varian bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19, namun mengalami perkembangan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan di awal abad ke-20. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Penelusuran perkembangan bahasa Indonesia bisa dimulai dari pengamatan beberapa inskripsi (batu bertulis) atau prasasti yang merupakan bukti sejarah keberadaan bahasa Melayu di kepulauan Nusantara. Prasasti-prasasti itu mengungkapkan sesuatu yang menggunakan bahasa Melayu, atau setidak-tidaknya nenek moyang bahasa Melayu. Prasasti-prasasti itu memuat tulisan Melayu Kuno yang bahasanya merupakan campuran antara bahasa Melayu Kuno dan bahasa Sanskerta.

Peristiwa – peristiwa yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia

· Tahun 1896 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van Ophuijsen yang

dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.

· Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku

bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

· Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam

pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang

berpidato menggunakan bahasa Indonesia.

· Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar

bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.

· Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya

sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.

Penyempurnaan Ejaan :

· Ejaan Van Ophuijsen

Ejaan Van Ophuijsen adalah jenis ejaan yang pernah digunakan untuk bahasa Indonesia.Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan Belanda, Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:

ü Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.

ü Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.

ü Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.

ü Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.

Ejaan Republik

Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:

  1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
  2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
  3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
  4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)

Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.

Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.

Perubahan:

Indonesia (pra-1972)

Malaysia (pra-1972)

Sejak 1972



tj

ch

c


dj

j

j


ch

kh

kh


nj

ny

ny


sj

sh

sy


j

y

y


oe*

u

u


Catatan: Tahun 1974 “oe” sudah digantikan dengan “u”

Kedudukan resmi

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti yang tercantum dalam:

  1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, ”Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
  2. Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa ”Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.

Dari Kedua hal tersebut, maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai:

  1. Bahasa kebangsaan, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.
  2. Bahasa negara (bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)

Sumber : www.wikipedia.com

Kamis, 24 September 2009

BEBERAPA CONTOH PROGRAM JAVA BESERTA OUTPUTNYA

a. Class

class Kotak {
double panjang ;
double lebar ;
double tinggi ;
}

class Demokotak1 {
public static void main (String[] args) {

double volume ;
kotak k = new kotak () ;

k.panjang = 4 ;
k.lebar = 3 ;
k.tinggi = 2 ;

volume = k.panjang * k.tinggi * k.lebar ;

System.out.println("volume kotak = "+volume) ;
}
}


OUTPUT :

volume kotak = 24.0

b.
Method

class Kotak {
double panjang ;
double lebar ;
double tinggi ;
void cetakVolume() {
System.out.println("Volume kotak = " + (panjang * lebar * tinggi)) ;
}
}
class DemoMethod1 {
public static void main(String [] args) {
kotak k1, k2, k3 ;
k1 = new Kotak () ;
k2 = new Kotak () ;
k3 = new Kotak () ;

k1.panjang = 4 ;
k1.lebar = 3 ;
k1.tinggi = 2 ;

k2.panjang = 6 ;
k2.lebar = 5 ;
k2.tinggi = 4 ;

k3.panjang = 8 ;
k3.lebar = 7 ;
k3.tinggi = 6 ;

k1.cetakVolume () ;
k2.cetakVolume () ;
k3.cetakVolume () ;
}
}


OUTPUT :

Volume kotak = 24.0
Volume kotak = 120.0
Volume kotak = 336.0


c. Keyword Return

class Return {
public static void main(String [] args) {
int banyak = 0 ;
tulis (banyak) ;
}
private static void tulis (int n) {
if (n < 1) {
system.out.println("Nilai i tidak boleh lebih kecil " + "dari 1") ;
return ;
}
for (int i = 0; i < n; i++) {
System.out.println("Baris ke-" + i) ;
}
}
}

OUTPUT:
Nilai i tidak boleh lebih kecil dari 1

d. Keyword Continue


class DemoContinue {

public static void main (String[] args) {
for (int i = 0; i<10; i++) {
System.out.println(i + " " );
if (i % 2 == 0) {
continue ;
}
System.out.println() ;
}
}
}

OUTPUT :
0 1
2 3
4 5
6 7
8 9


e. keyword BREAK

class DemoBreak1 {
public static void main (String[] ergs) {
for (int i=0; i<10; i++) {
if (i == 5) {
break ;
}
System.out.println("baris ke-" + i) ;
}
System.out.println("Statement setelah blok pengulangan") ;
}
}

OUTPUT:

baris ke-0
baris ke-1
baris ke-2
baris ke-3
baris ke-4
Statement setelah blok pengulangan